sahabat

Mereka yang selalu ada kapanpun dan dimanapun.

Love is You

You are my Friend, Friendship forever... love you gaess..

Sendiri

Sementara Sendiri, Sendiri kadang diperlukan dan bukan berarti tak punya siapa-siapa

Siapa aku???

Aku adalah......

Indonesia itu senyum

Tersenyumlah saat kamu bersama sahabatmu, jangan tunjukkan kesedihanmu..

Kamis, 22 Desember 2016

UU ITE

Tenyata Infomasi dan Transaksi Elektronik ada undang undangnya hlo...
Baru tahu?
Ayo Pelajari lebih lanjut tentang UU ITE (UU No 11 Tahun 2008)
Kamu akan mengetahui hal-hal yang belum kamu ketahui sebelumnya. Dijamin nggak nyesel deh, ayo buruan pelajari.

Selamat Membaca 😃

Materi Kuliah ICT

Bagi Mahasiswa PGSD yang ingin belajar lebih lanjut tentang TIK, Silahkan KLIK DISINI
Ada banyak materi di dalamnya. Ayo buruan klik.

Selamat Belajar 😊 😍 

FILM DOKUMENTER PERSAHABATAN

UNTUK SAHABAT

Film ini mengisahkan tentang persahabatan antara 5 Orang Mahasiswi Universitas PGRI Semarang. Persahabatan mereka terjalin hampir 3 Tahun, Persahabatan yang begitu indah dan terjalin sangat erat. Hingga ada suatu ketika terjadi kesalahfahaman antara mereka.. 
Apa Yang Terjadi? 
Yuk Kepoin Aja Film ini... 
Kamu akan tahu bagaimana kisah mereka akan menginspirasi kita bahwa sahabat harus saling percaya satu sama lain... 
Siapin Tissue..

Selamat Menonton :)


Kamis, 10 November 2016

Catatan Hati

My Super Hero!

Aku adalah peri kecil yang selalu manja kepada malaikat tanpa sayapku. Malaikat itu adalah ibu. Ya, Apa-apa ibu. Ibu yang selalu memberikan cinta dan kasih sayangnya untukku Apapun itu ibuku yang bertanggungjawab atas diri kecilku. Hingga pada akhirnya aku beranjak Dewasa seperti sekarang ini. Namun aku merasa hanya ibuku yang begitu amat sangat menyanyangiku. Ayahku? Aku merasa dia juga menyanyangiku Namun, kasihsayangnya tidak dapat melebihi kasih sayang ibu padaku.
Bahkan suatu ketika, untuk pertama kalinya aku harus pergi meninggalkan desa tempat kelahiranku yang berada dipinggiran kota Pati, berbatasan Kota Blora dan Kota Rembang jauh dari kedua orang tuaku, hanya ibu yang menangisi kepergianku. Ayah hanya berkata “jaga diri baik-baik” padahal saat itu aku juga ingin dipeluk ayah sama seperti ketika ibu memelukku sambil menangisiku. Berpisah? Ya, tetapi ini bukan perpisahan yang lama, ini hanya sementara ibu. Demi masa depanku. Menata Langkah menuju kehidupan yang sesungguhnya. Yang aku minta hanyalah Do’a darimu dan ayah. Iringi langkahku dengan Do’a kalian. Berjuang menuntut ilmu melanjutkan pendidikan di Salah satu Perguruan Tinggi Swasta ternama di kota Semarang.
 Ya pada saat itu, tepat pada tanggal 13 September 2014 aku diantar kedua orangtuaku dan rombongan keluargaku sampai kos-kosan di kota semarang. Kota perantauan penuh kebisingan, keramaian, hiruk pikuk, lalu lalang orang berjalan memenuhi dan memadati ibukota Jawa Tengah.  Ya, disinilah tempat yang pada akhirnya akan menuntunku menata masa depanku. Karena setelah melewati beberapa tahap akhirnya aku ditetapkan sebagai Mahasiswa PGSD di Universitas PGRI Semarang. Memang pada awalnya Universitas itu bukan Universitas utama tujuanku. Namun setelah kegagalan yang aku alami aku yakin Tuhan telah mengatur segala rencana indah untukku. Yang jauh lebih baik dari apa yang aku inginkan dan aku harapkan. Dan bahkan sekarang aku yakin, disinilah aku akan berjuang demi masa depanku, berjuang untuk membanggakan ayah dan ibuku. Aku yakin, Aku bisa!
Banyak hal yang telah aku lewati saat ini. Namun, sekian banyak Hal yang telah aku lakukan, Ayahku tidak pernah merasa bangga terhadapku, padahal hal yang paling aku inginkan adalah dipeluk ayah dan ayah dengan bangganya berkata “Ayah sayang kamu nak, ayah sangat bangga sama kamu”. Bahkan sampai saat ini, ayah tidak pernah mengatakan itu padaku. Walaupun tidak sedikit prestasiku yang membuat bangga keluargaku terutama ibuku, tetapi tidak bagi ayahku. Memperoleh beasiswa PPA, IPK Coumloude sampai semester ini. Menurutnya itu hal yang biasa dan memang seharusnya seperti itu. Namun, Aku yakin, suatu saat ayah akan melakukan hal yang aku inginkan itu.
Aku mulai menikmati masa-masa perkuliahan yang menyibukkan. Masa perkuliahan yang didambakan anak lulusan SMA sederajat. Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan, hingga pada akhirnya aku sudah melewati 2 semester pertamaku. Menjadi Mahasiswa adalah suatu kebanggaan tersendiri buatku. Terhitung mulai september 2015 aku sudah tercatat sebagai mahasiswa semester 3. Hari demi hari terlewati hingga pada suatu ketika aku jatuh sakit. Untuk pertama kalinya aku merasakan sakit saat jauh dari kedua orang tuaku. Sungguh saat itu aku tersadar bahwa kesehatan adalah harta paling berharga.
Sudah masuk hari ketiga kondisiku kian memburuk dan aku memutuskan untuk periksa ke dokter. Dan setelah konsultasi sama Dokter, Dokter itu menyarankan aku untuk di rawat inap, karena sesungguhnya aku sudah banyak kekurangan cairan. Aku begitu lemas, namun aku berusaha kuat dan karena ketidakinginanku untuk di rawat inap akhirnya dokter itu hanya memberikan beberapa resep obat. Benar-benar yang aku inginkan saat itu adalah pulang dan bertemu ayah dan ibuku. Namun, betapa terkejutnya saat aku kembali dari periksa dokter, kedua orang tuaku telah berada di Kos-ku. Padahal sebelumnya aku sudah berkata aku baik-baik saja, dan tidak perlu kesini. Saat itu aku hanya duduk gemetar di pinggir kasur tempat tidurku. Tak kuasa airmata mengalir dari kedua mata sayuku. Bahkan ibuku, sudah menangis rasa sakit yang aku derita. Bagaimana ayah?? Untuk pertama kalinya, aku melihat airmata disudut matanya. Ayah menangis? Aku sangat yakin, ayah menangisi rasa sakitku.
Setelah itu ayah memberikan beberapa obat yang memang sengaja di beli dari daerahku. Meminumkan obat kepadaku, menyuruhku tidur. Dari dulu memang ayah selalu peduli terhadap kesehatanku, bahkan untuk makanpun banyak yang dilarang larang ayahku untuk aku makan. Aku fikir ayahku sengaja melarangku supaya aku tidak banyak makan, tetapi ayah punya tujuan sendiri. Ayah begitu sensitif ketika aku sakit, dan Saat itu aku baru sadar dan benar benar sadar bahwa ayah adalah orang yang paling peduli, paling sayang sama anak-anaknya. Hanya saja ayah mempunyai cara tersendiri dalam hal menyayangiku. Ayah jarang menangis untukku bukan berarti ayah tidak menyanyangiku. Tetapi seorang ayah harus terlihat kuat di mata anak-anaknya. Dewasa ini, betapa aku mulai menyadari bahwa banyak hal yang telah ayah lakukan untukku. Ya memang bukan ayah yang melahirkanku, namun ayah yang membiayai seluruh kehidupan keluargaku, ayah yang menanggung beban hidupku, menyekolahkanku, memenuhi semua keinginanku, bahkan saat ayah tidak mempunyai uang, apa yang aku minta tidak pernah ditolak langsung, ayah hanya meminta ku bersabar dengan janji ayah akan membelikannya. Ayah? Maafkan aku, ayah.... Aku janji akan membuat ayah bangga. Seperti apa yang ayah harapkan. Kau yang mengajariku mandiri tanpa sebuah perkataan melalui sebuah tindakan. Engkau mengajariku betapa kerasnya hidup ini ayah, aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk membuatmu dan ibu bangga padaku.. Aku sayang ayah.. Ayah, kamulah pahlawanku.
I Love You, Ayah...
My Super Hero... J
Video ini yang menginspirasiku betapa pentingnya seorang ayah, yang memberikan segalanya untuk anaknya yang paling disayanginya.


Setelah kejadian itu hingga Saat ini, ayah secara terang-terangan peduli terhadapku. Tidak ada rasa gengsi untuk sekedar meneleponku bertanya keadaanku, biaya kehidupanku di kota ini, kebutuhanku, prestasiku, kuliahku dan banyak hal bahkan dalam urusan cinta sekalipun. Padahal sebelumnya untuk sekedar bertanya kabar, ayahku hanya mengetahuinya melalui ibuku. Meskipun sampai saat ini, ayah belum pernah bilang secara langsung bahwa ayah bangga terhadapku. Ya mungkin belum waktunya. Yang pasti aku sangat senang terhadap kepedulian dan kasih sayang ayah padaku.
Hingga suatu ketika, aku berada pada pertengahan semester 4, dan saat itu, aku sedang menghadapi Ujian Tengah Semester. Malam harinya, setelah sholat isya’ seperti hari sebelumnya, ibu Menelponku untuk sekedar bertanya aku lagi ngapain? Sudah makan apa belum? Pembicaraan biasa seperti biasanya. Selang beberapa menit setelah ibu menelpon, Bu Dhe ku menelpon Saudara sepupuku yang memang satu kos sama aku. Bu Dhe kumenyuruh saudaraku untuk bertanya padaku, “Apakah Ayahku benar masuk Rumah Sakit?” Bagai disambar petir, pertanyaan itu membuat tubuhku kaku. Aku syock mendengarnya. Bahkan Airmata tak kuasa terbendung seketika. Bahkan saat aku menulis tulisan ini, aku juga tak kuasa menahan tangisanku. Menurutku itu membuka luka lama yang seharusnya tidaak perlu diketahui banyak orang. Padahal baru beberapa menit yang lalu ibuku menelponku, seolah semua keadaannya baik baik saja. Untuk memastikan apakah kabar itu memang benar apa tidak aku sengaja menelpon lagi orang rumah, tetapi tidak ada jawaban. Mungkin memang semuanya sengaja menyembunyikan ini dariku. Supaya aku tidak khawatir mendengarnya. Namun tetap tidak menyerah aku menelpon Bibiku yang kebetulan rumahnya dekat rumahku. Dan memang benar, Saat itu aku tahu kalau ayahku benar-benar dibawa kerumah sakit sore tadi menjelang magrib. Sungguh saat itu juga aku menangis meraung raung di telpon bibiku. Aku berusaha ditenangkannya. Namun, tak kuasa aku menahan semua rasa sakit ini. Dari dulu hal yang paling aku takutkan adalah ketika ayah jatuh sakit. Bahkan Tuhan, ketika aku boleh meminta, aku saja yang sakit. Jangan Ayahku.. jangan... L :’(
Saat itu juga aku ditelfon kembali oleh bu dhe-ku, bu dheku meminta ku bersabar dan mendoakan ayah yang sedang sakit. Saat itu adalah suatu hal yang paling sulit aku hadapi, Aku merasa hidupku tidak adil, saat aku tengah berjuang mengahadapi UTS, ayahku masuk rumah sakit dan keluargaku tidak ada yang mengabariku. Bahkan aku ingin berada disamping ayah menghadapi rasa sakit yang ayah derita. Tapi, aku bisa apa? Ayah bahkan bisa marah, saat aku meninggalkaan kuliahku demi dirinya. Maafkan aku ayah...
Tengah malam, setelah sholat malam, aku mengirimi pesan pamanku, bahwa aku sudah mengetahui kabar tentang ayahku. Dan bertanya bagaimana keadaannya. Sedikit tenang, bahwa pamanku membalas pesanku dan bilang kalau ayahku kondisinya sudah membaik. Beberapa hari Setelah UTSku selesai aku bergegas pulang untuk bertemu dengan ayah. Dan bahkan saat sampai rumah aku disambut baik oleh senyuman keluargaku, yang tentunya menandakan bahwa keadaan ayah sudah membaik. Bahkan ibuku bercerita, bahwa Saat ayah baru sampai dari rumah sakit, ayah langsung bekerja. Padahal seharusnya ayah harus istirahat yang cukup. Cerita itu, jadi bahan bercandaan tetanggaku. Dasar Ayah.. Sangat Pekerja Keras. Demi siapa lagi? Demi istri dan anak anaknya. Sehat terus ayah, Jangan sakit lagi....
Melihat kerja keras ayah, aku janji ayah, kelak akan menjadi guru yang amanah, melahirkan anak didik yang berguna. Dan berharap salah satu dari anak didikku kelak ada yang bisa menjadi dokter untuk menyembukan penyakit tanpa rasa sakit. Do’akan anakmu ayah.. Supaya kelak dapan mengemban tugas dengan amanah dan penuh tanggung jawab...

Video ini yang menginspirasiku, betapa pentingnya ayah bagi kita... Sayangi ayah kita, lakukan apapun demi ayah kita..




Tulisan ini, mengajarkan bahwa “Disini, di kota ini aku belajar bahwa setelah melalui kesulitan akan datang lagi kesulitan yang jauh lebih sulit daripada kesulitan yang sebelumnya. Untuk itu, bagaimana diri kita menghadapi dan melewati kesulitan itu, bukan untuk menghindarinya. Hadapi kesulitan itu, dengan cara apapun dan bagaimanapun, taklukkan kesulitan itu”.


Minggu, 16 Oktober 2016

Literatur Etika Berinternet

Bagi Mahasiswa yang ingin mengetahui Literatur Etika Berinternet silahkan  KLIK DISINI
Banyak hal yang harus anda ketahui lebih lanjut mengenai "etika berinternet".
Selamat Membaca
Semoga Bermanfaat :)

Rabu, 12 Oktober 2016

Literatur Etika Berinternet

Bagi Mahasiswa yang menempuh Mata Kuliah Pembelajaran ICT, berikut ini beberapa literatur tentang "Etika Berinternet" :


Selamat Membaca :)

Kamis, 06 Oktober 2016

Materi Pembelajaran IPS SD

Ayo Klik Link Dibawah ini
Ada Pembelajaran Tentang ASEAN
Selamat Belajar
PPT Pembelajaran ASEAN